JURAI.ID, BANDAR LAMPUNG (SMSI)– Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Lampung menggelar Rapat Kerja Daerah (Rakerda) Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, Dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) 2024.
Dalam Rakerda tersebut mengangkat tema ‘Optimalisasi Bonus Demografi dan Peningkatan SDM Menuju Indonesia Emas 2045’.
Rakerda BKKBN Lampung digelar di Hotel Emersia, Bandarlampung pada Selasa (2/4/2024), dihadiri oleh Deputi Advokasi, Informasi dan Penggerakan BKKBN RI Drs. Sukaryo Teguh Santoso, Sekertaris Daerah Provinsi Lampung, Kepala OPD KB Kabupaten/Kota, Kepala Dinas Kesehatan kabupaten/kota, dan berbagai mitra kerja provinsi.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Lampung Nurizky Permanajati dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini digelar selama dua hari (Selasa/Rabu) yang diikuti 130 peserta berasal dari 15 Kabupaten/Kota dan Mitra Kerja di Provinsi Lampung.
Menurutnya, kegiatan ini digelar bertujuan untuk meningkatkan sinergitas, kolaborasi dan komitmen para pemangku kepentingan dan para mitra dalam percepatan pencapaian sasaran Program Bangga Kencana dan Penurunan Stunting.
Ditempat yang sama Deputi Advokasi, Informasi dan Penggerakan BKKBN RI Drs. Sukaryo Teguh Santoso, mengatakan secara umum Provinsi Lampung telah melaksanakan program Bangga Kencana dengan baik.
“Hal tersebut dapat terlihat dari capaian indikator kinerja utama program Bangga Kencana tercapai sesuai dengan target yang ditetapkan bersama,” katanya.
Namun demikian, perlu diperhatikan disparitas antar Kabupaten dan Kota yang masih cukup signifikan. Oleh karena itu, penguatan program Bangga Kencana perlu terus dilakukan. Menurutnya, angka nasional prevalensi stunting tahun 2023 berdasarkan hasil Survey Kesehatan Indonesia (SKI) sebesar 21,5. Turun sebesar 0,1 % dibandingkan tahun 2022 sebesar 21,6 %. Penurunan stunting 2023 belum cukup menggembirakan jika dibandingkan dengan target sebesar 18%.
Sementara prevalensi stunting Provinsi Lampung mengalami penurunan di atas rata-rata nasional, yaitu 0,3 dari 15,2% (2022) menjadi 14,9 % (2023).
“Kami ucapkan selamat dan apresiasi atas kerja keras Provinsi Lampung dalam melaksanakan program Percepatan Penurunan Stunting (PPS), saya optimis Lampung dapat dibawah 14% di tahun 2024” ujarnya.
“Oleh karena itu, untuk percepatan penurunan stunting 2024, perlu dioptimalkan upaya pendampingan dengan memperhatikan beberapa hal yaitu fokus pada sasaran keluarga risiko stunting (KRS) khususnya ibu hamil dan baduta, pendampingan calon pengantin, bentuk intervensi spesifik dan sensitif, penguatan kelembagaan koordinasi dan fungsi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) disetiap tingkatan (Kecamatan dan Desa/Kelurahan), perkuat kolaborasi lintas sektor untuk melakukan operasional di akar rumput/lini lapangan, serta optimalkan peran Tim Pendamping Keluarga (TPK) dalam pelaksanaan pendampingan keluarga,” sambungnya.
Lebih lanjut, Sukaryo berharap melalui Rakerda ini dapat terbangun komitmen yang semakin kuat dan dukungan dari para pemangku kepentingan, sehingga dapat ditindaklanjuti secara operasional dan kolaboratif di tingkat lapangan.
Sementara, Sekertaris Daerah Provinsi (Sekdaprov) Lampung, Fahrizal Darminto mengungkapkan bahwa semua sektor harus bergerak untuk melakukan intervensi penurunan stunting di daerah ini, dengan angka prevelensi stunting 14,9 %, Lampung saat ini merupakan Provinsi 4 terbaik penurunan stunting.
“Saat ini kita masuk 4 terbaik penurunan stunting, dan kedepan kita harus menjadi yang terbaik,” pungkasnya. (rn)