Home / BANDAR LAMPUNG / Media Lokal Dinilai Bungkam Soal Banjir Bandar Lampung, Massa Orasi Kritik Minimnya Pemberitaan

Media Lokal Dinilai Bungkam Soal Banjir Bandar Lampung, Massa Orasi Kritik Minimnya Pemberitaan

JURAI.ID, BANDAR LAMPUNG (SMSI) – Aksi protes keempat kembali mewarnai halaman Kantor Pemerintah Kota Bandar Lampung, Senin (28/4/2025). Massa menuntut Wali Kota Eva Dwiana segera mengambil langkah nyata dalam penanganan banjir yang terus berulang.

Namun, sorotan tajam kali ini bukan hanya tertuju pada pemerintah, melainkan juga pada media lokal yang dinilai “bungkam”.

Salah satu peserta orasi, Zaskia Melisa, mengungkapkan kekecewaannya terhadap minimnya pemberitaan dari media lokal mengenai bencana banjir yang berdampak luas di Bandar Lampung. Menurutnya, isu ini justru lebih banyak disuarakan oleh media nasional dan akun-akun pergerakan di media sosial.

“Media lokal seperti tidak bersuara. Padahal ini isu besar yang menyentuh kemanusiaan. Hanya satu media besar di Lampung yang terlihat angkat bicara, sisanya diam,” kata Zaskia saat diwawancarai.

Zaskia menegaskan bahwa pernyataannya bukan tuduhan, melainkan penilaian objektif yang ia amati dari perkembangan di media sosial.

“Isu ini naik dari akun-akun individu, komunitas kecil, hingga ke media nasional. Tapi anehnya, media-media lokal justru tidak terlihat aktif. Ini bukan tuduhan, hanya sudut pandang dari apa yang saya lihat,” jelasnya.

Kritik ini menimbulkan pertanyaan di kalangan publik: apakah media lokal kehilangan independensinya atau tengah berada di bawah tekanan tertentu?

Tak hanya itu, Zaskia juga menanggapi pernyataan yang meragukan identitas para peserta aksi. Ia menyebut bahwa status domisili tidak boleh menjadi alasan untuk membungkam suara kemanusiaan.

“Aku tinggal dan kuliah di Bandar Lampung. Aku belum pindah domisili, tapi itu tak berarti aku tak berhak bersuara. Haruskah jadi warga Palestina dulu untuk bicara soal Free Palestine? Kan tidak,” tegasnya.

Diketahui, aksi sempat memanas ketika massa mencoba memasuki area kantor wali kota, namun berhasil dikendalikan oleh aparat Satpol PP dan kepolisian. Hingga massa membubarkan diri, Wali Kota Eva Dwiana belum juga menemui para demonstran.

Sorotan terhadap peran media lokal kini menjadi bagian penting dari narasi krisis banjir di Bandar Lampung. Warga berharap, semua pihak, termasuk media, dapat berdiri di tengah masyarakat, bukan hanya menonton dari kejauhan. (rn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *